Blog Uluh Ngaju dalam Berbagi Mencapai Manfaat

lazada.co.id
pasang iklan baris gratisBanner 125x125Peluang usaha modal kecil

Perubahan, Diri Sendiri dan Orang Lain

Share on :

Perubahan akan selalu terjadi dimana-mana, mulai dari hal yang paling kecil hingga pada perubahan yang sangat besar. Perubahan bisa saja terjadi oleh apa yang dilihat, dirasa dan didengar, karena unsur itulah yang berkaitan erat dengan perubahan. Perubahan pemikiran cenderung mengarah pada perubahan keimanan, perubahan keimanan akan berimbas pada perilaku dalam menjalani samudera kehidupan. Mungkin itulah yang menjadi eksistensi sebuah perubahan, selalu berkaitan dan menghasilkan perbedaan.

Perubahan terjadi apabila benar-benar memiliki keyakinan bahwa hal itu tidak merugikan bahkan sebaliknya yaitu memberikan manfaat kepada siapa saja, maka perubahan itu akan menjadi tuntutan bagi yang melaksanakan. Perubahan dapat saja terjadi karena faktor eksternal (orang lain) atau juga faktor internal (diri sendiri), sangat naib jika perubahan tersebut karena faktor eksternal dan bersifat mengikuti kebutuhan orang lain serta “dipaksakan”. Dapat diindikasikan perubahan yang dilakukan orang lain dan bersifat “dipaksakan” adalah bentuk tidak berdayanya dalam meyakini kekuatan perubahan dari diri sendiri.

Apapun yang bersifat perubahan akan lebih mulia jika melalui filter diri sendiri, tanpa harus mutlak “ditelan mentah-mentah” karena menurut orang lain belum tentu benar dan begitu juga sebaliknya. Namun yang perlu diperhatikan dalam lingkungan sosial bahwa tempat kita bercermin adalah orang lain dan bukan diri kita, sehingga budaya komunikasi untuk sebuah introspeksi adalah hal positif yang menjadi sebuah kebutuhan. Perubahan, diri sendiri dan orang lain tidak akan terlepas serta memiliki pengaruh yang dominan dalam menata pribadi siapapun.

Bicara perubahan, diri sendiri dan orang lain mengingatkan kisah Luqman sedang mendidik anaknya.
Awalnya Luqman menaiki keledai dan melewati pedesaan, orang-orang desa mencemooh Luqman dan berkata lihatlah itu seorang bapak yang tega pada anaknya. Udara panas begini, anaknya disuruh jalan kaki sedang Bapaknya enak-enak di atas keledai . "Catat itu anakku "kata Luqman, kemudian ganti dia yang berjalan sedang anaknya dinaikkan keledai. Lewatlah mereka di satu desa lagi. Orang-orang di desa itu melihat mereka dengan mencemooh,"Lihatlah itu bukti jaman sudah berubah, itulah contoh anak durhaka pada orang tua, anaknya enak naik keledai, sedang Bapaknya yang sudah tua disuruh jalan kaki diudara panas seperti ini"."Catat itu anakku", kata Luqman lagi.
Kini, dua-duanya berjalan kaki. Jadi iring-iringan bertiga dengan keledainya berjalan kaki. Lewatlah mereka di satu desa. Orang-orang di desa itu mencemooh,"Lihat itu, orang-orang bodoh, mereka lelah jalan kaki sementara ada tunggangan keledai dibiarkan saja"."Catat itu anakku"kata Luqman . Mereka mencari bambu panjang, dan sekarang keledainya mereka panggul berdua. Lewatlah mereka disatu desa lain. Orang-orang di situ melihat mereka dan mencemooh,"Lihat itu Bapak dan anak sama-sama gila, Keledai tidak apa-apa dipanggul. Enaklah jadi keledainya." Lukman berkata pada anaknya" Catat itu wahai anakku. Kalau engkau selalu menuruti orang-orang, maka tidak akan pernah benar. Maka kuatkanlah keyakinanmu....!!!”

Dapat disimpulkan bahwa, dimanapun dan kapanpun keberadaan kita tidak akan terlepas dari pengaruh orang lain. Pengaruh tersebut akan berbeda-beda sesuai dengan apa yang diinginkan orang lain terhadap kita, sepintas maksud dari orang lain tampak benar dan maksud kita juga tidak salah. Maka, hanya keyakinan diri kitalah yang dapat menjawabnya. ”Syari’at tanpa hakikat adalah kosong, sedangkan hakikat tanpa syari’at adalah batal

0 komentar on Perubahan, Diri Sendiri dan Orang Lain :

Post a Comment and Don't Spam!

Terima Kasih atas komentarnya, Semoga kita bisa selalu Berbagi Mencapai Manfaat

 

Total Pageviews

Shop Online Ku

Shop Online Ku
Shop Online Recommended