Blog Uluh Ngaju dalam Berbagi Mencapai Manfaat

lazada.co.id
pasang iklan baris gratisBanner 125x125Peluang usaha modal kecil

Pencapaian Yang Salah

Dunia pendidikan mulai tercoreng lagi akibat ulah beberapa oknum dalam pelaksanaan ujian nasional (unas), ada 19 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang siswanya 100 persen dinyatakan tidak lulus dalam ujian tersebut (Jawa Pos edisi 31 Mei 2009). Permasalahan tersebut diduga kunci jawaban palsu yang beredar di sekolahan masing-masing dan itupun beredar dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, ini terkuak di salah satu SMA Negeri kota kecil ujung barat Jawa Timur. Dari fakta tersebut, seakan-akan para guru dan pengelola tidak yakin siswa-siswanya lulus dalam mengikuti Ujian Nasional, apabila demikian yang terjadi dari sikap guru-guru dan pengelola, maka proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tersebut perlu dipertanyakan. Anehnya, lembaga pendidikan yang dinyatakan mengedarkan kunci jawaban palsu adalah sekolah favorit yang otomatis kualitas pendidikannya tidak diragukan lagi dalam membina siswa-siswa untuk mengentaskan kebodohan----namun sebaliknya, siswa-siswa diarahkan untuk membodohi pengawas Ujian.

Hakikat Ujian Nasional untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa pada kenyataannya beralih fungsi sebagai salah satu usaha penyelewengan tujuan pendidikan yang dilakukan oleh oknum lembaga pendidikan, para pelaku penyelewengan tidak sadar kalau mereka telah menanamkan jiwa-jiwa koruptor sejak dini pada diri siswa. Seharusnya para pendidik harus menghargai pengabdiannya selama ini dalam mendidik siswa-siswa menjadi insan cerdas dan bermartabat, penyelewengan dalam Ujian nasional adalah sikap tidak tepat yang dilakukan guru-guru atau pengelola pendidikan untuk menghargai pengorbanannya dalam proses memanusiakan manusia. Alasan mereka dalam melakukan tindakan tersebut tidak lepas dari menjaga nama baik sekolah, usaha titipan (biasanya hasil diskusi dengan wali murid), dan lain sebagainya. Sikap menjaga dan mengangkat nama baik melalui perilaku jalan pintas sudah bukan rahasia lagi, mulai dari bisnis ijazah, bisnis jabatan, bisnis kelulusan dan bisnis peserta didikpun dilakukan sebagai upaya mempermudah tujuan dalam mencapai sebuah pengakuan. Padahal kemuliaan seseorang tidak dari jabatan, ijazah dan penampilan, tapi dari sikap positif yang diterima lingkungannya.

Sesuatu yang cepat sebagai salah satu harapan setiap orang dalam segala hal untuk menghasilkan sesuatu, tapi suatu yang cepat tidak dapat dikatakan baik, karena banyak orang melaksanakan sesutau dengan cepat malah menimbulkan efek negatif yang sangat banyak sekali, diantaranya berkendaraan dengan cepat bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal, makan dengan cepat mengakibatkan kurang baik terhadap pencernaan, sholat dengan cepat mengakibatkan tidak khusu’ nya melaksanakan sholat dan bahkan dilarang. Tidak sedikit memberikan manfaat positif dengan suatu yang cepat, diantaranya lomba lari yang dianggap menang karena paling cepat, kuliah cepat selesai menjadi harapan semua mahasiswa, dan lain sebagainya.

Perilaku pelaku pendidikan sangat berpengaruh terhadap masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada masyarakat lembaga di tempat dia bekerja, karena apa yang dilakukan adalah respon komunikasi yang terjadi sebelumnya sebagaimana mitos masyarakat dikenal dengan hukum karma atau bagi umat Islam dikenal dengan sunnatullah. Semoga saya, anda dan semua pihak sebagai pelaku pendidikan dapat menghindari perbuatan tercela dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai cita-cita mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bermanfaat

Hadir dalam acara pemakaman atau ta’jiyah merupakan hal yang sering kita lakukan, apalagi kita sebagai umat Islam ta’jiyah adalah sikap kekeluargaan kita dalam menjalin silaturrahmi dan memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan. Ini dilaksanakan kepada orang-orang tercinta yang merupakan kerabat dekat kita ataupun orang lain yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita. Ta’jiyah biasanya penuh duka cita, meratapi kepergian seseorang yang dicintai dan kadang-kadang orang-orang yang sering kita lihat.
Alangkah singkatnya hidup yang kita miliki, dikala kita menyaksikan atau menghadiri upacara pemakaman pada suasana ta’jiyah. Menghitung jumlah hari setiap orang bahkan diri kita sendiri, ternyata sangat tidak berarti dibanding dengan umur bumi, kita ibarat uap air yang hanya tampak sesaat dan kemudian tiada lagi.

Banyak orang tidak menyadari dengan makna kematian tersebut, sehingga dengan mudahnya berbuat negatif atau merugikan orang lain hanya untuk mencapai kepuasannya sendiri, tanpa berfikir menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang lain. Allah SWT telah memberitahu kita, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat kepada manusia lainnya. Dengan menjadi manfaat untuk orang lain adalah bentuk kekayaan yang tak terhingga, kaya tidak hanya disimbolkan dengan harta namun yang lebih utama adanya kekayaan disaat kita memberikan manfaat positif untuk orang lain. Kekayaan adalah sikap dan bukan penampilan, begitu juga sebaliknya kemiskinan juga sikap dari kita yang malas untuk memberi dan menampilkan hidup yang pesimis.

Bersyukurlah orang-orang yang selalu memberi dan tidak mempermalukan dirinya sendiri dengan meminta-minta, namun kondisi negara kita seperti saat ini, meminta-minta adalah bagian dari profesi. Mudah sekali menemukan orang yang meminta-minta di negara kita, padahal Nabi Muhammad saw telah mencontohkan kepada kita berbagai usaha untuk menjalani hidup dengan baik melalui usaha jual beli, menggembala, dan sebagainya. Tapi kita sebagai umatnya menjadi aib agama dalam menjalankan usaha untuk memenuhi keperluan hidup, mengemis dipinggir jalan sambil membaca ayat-ayat suci al-Qur’an atau membaca sholawat Nabi dan yang lebih parah lagi para pemuda dengan pakaian yang tidak menutupi aurat mendengungkan sholawat Nabi diatas bis-bis dibarengi alat musik untuk mengharapkan belas kasih para pendengar, padahal hasil dari usaha mereka tidak semua untuk makan tapi juga untuk hal-hal yang diharamkan agama, walaupun alasan utama mereka adalah memenuhi kebutuhan hidup.

Sejujurnya manusia di dunia ini telah mendapatkan gaji dari Allah SWT setiap bulannya, bahkan tidak ada satu makhluk pun yang bisa menyaingi gaji tersebut, walaupun kita hanya diam atau tidur saja dalam satu bulan. Allah SWT memberi kita gaji kurang lebih Rp.9000.000 per bulan, saya belum pernah menerimanya, mungkin beberapa orang akan mengatakan demikian dalam hati. Hitung saja dengan batas minimal, sebagai ilustrasi adalah tabung oksigen, satu tabung oksigen memiliki kesamaan dengan kita menghirup oksigen untuk hidup selama dua hari yang harga satu tabungnya senilai Rp.600.000 (di rumah sakit). Jadi, apabila satu bulan maka Rp.600.000 x 15 jumlahnya Rp. 9000.000 jumlah gaji yang anda terima dari Allah SWT. Apabila anda memiliki isteri dan satu anak, maka Rp. 9000.000 x 3 menjadi Rp. 27.000.000, Maha suci Allah SWT yang memberikan gaji kepada kita dengan GRATIS !!! dengan waktu beberapa tahun kita di muka bumi ini, pernahkah kita memberikan Rp. 9000.000 kepada orang yang membutuhkan tanpa imbalan sedikit pun? Sudahkah kita bersyukur kepada Maha Pencipta atas pemberian yang dahsyat itu? Temukan kelebihan apa yang Allah SWT karuniakan kepada kita, sebuah kekurangan atau kelemahan kita pun bisa menjadi sebuah karunia yang luar biasa. Jangan berpikir menjadi orang yang biasa-biasa saja, kita harus menjadi orang yang luar biasa dan jangan pernah diri anda memutuskan menjadi orang kebanyakan. Setiap detik kita menjalani hidup ini, maka setiap detik pula peluang kita memberikan manfaat untuk orang lain dan setiap detik pula tantangan akan kita hadapi.

Open House, Pameran dan Pentas di Lembaga Pendidikan

Diskusi tentang humas pada umumnya mengarahkan logika audien/pembaca pada hal yang berkaitan dengan komunikasi, konferensi pers, informasi dan public relation. Intinya adalah sebagai sarana komunikasi untuk membina hubungan antar manusia di dalam organisasi maupun di luar organisasi seraya mencegah timbulnya masalah. Berdasarkan pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di mexico city pada Agustus 1978, ditetapkan definisi humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu social yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada pemimpin organisasi serta mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi . Menyimpulkan definisi diatas pengertian humas secara umum adalah fungsi yang khas antara organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan warga di dalam (guru, karyawan, siswa) dan warga dari luar (wali siswa, masyarakat, instusi luar, patner sekolah). Dalam konteks ini jelas bahwa humas atau public relation (PR) adalah termasuk salah satu elemen yang penting dalam suatu organisasi kelompok ataupun secara individu.

Berbicara mengenai humas dalam lembaga pendidikan, dewasa ini masih kurang sekali difungsikan oleh masing-masing lembaga sekolah. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para pengelola atau pelaksana dalam sekolah tersebut. Terutama ini banyak di lakukan oleh sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan pemerintah, mulai dari level SD sampai SMA. Kecuali di level universitas, sudah ada staf atau petugas sendiri untuk bagian humas atau PR. Memang untuk lembaga pendidikan swasta atau dibawah naungan yayasan tertentu sudah mulai digunakan cara-cara ke-humas-an tersebut, tapi biasanya kurang maksimal. Sebenarnya konsep dan aplikasi humas dalam suatu lembaga pendidikan bisa dan relatif mudah untuk dilaksanakan, walaupun yang penting dalam hal ini adalah adanya keinginan dari lembaga tersebut untuk sadar akan fungsi dan tugas dalam hal kehumasan. Berbagai macam media humas yang yang sangat penting demi menunjang kerja humas di sekolah atau lembaga pendidikan. Media-media itu antara lain; majalah sekolah/buletin, papan informasi kegiatan dan Foto kegiatan, buku penghubung yang berisi kegiatan dan perilaku siswa di sekolah, Banner sekolah, kotak saran, Forum Komunikasi Orang tua siswa, Leaflet, Talk Show dengan orang tua, serta yang paling mutakhir pembuatan website/blog/domain di dunia maya baik yang tanpa biaya atau yang menggunakan biaya. Semua media-media itu tidak lain adalah sebagai sarana untuk memaksimalkan lagi fungsi humas dalam lembaga pendidikan. Dan yang lebih penting lagi dalam komunikasi humas ke khalayak umum dan mencakupi media-media di atas adalah kegiatan open house, pameran dan pentas. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh elemen sekolah dan masyarakat, sebagai sarana publikasi dan sosialisasi yang efektif.
Atas landasan tersebut, dalam makalah ini membahas tentang open house, pameran dan pentas di lembaga pendidikan. Makalah lengkapnya download 1 dan download 2

Rektor Langka

Pagi yang cerah tepat pukul 06.30 WIB hari Rabu tanggal 27 Mei 2009, saya mempersiapkan diri berangkat ke kampus untuk mengikuti perkuliahan spesial dalam pengalaman kuliah selama 5 tahun lebih di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang disingkat menjadi UIN MMI (4 tahun S1 dan saat ini semester 2 di Pasca Sarjana). Spesial dalam perkuliahan ini yaitu langsung komunikasi dengan dosen sekaligus rektor yang didambakan, beliau adalah Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Selama kuliah di UIN MMI Malang, memang sering mendengar ceramah beliau khususnya setelah jamaah sholat dzuhur dan saat wisuda mahasiswa, namun pada perkuliahan ini beliau langsung interaktif dengan teman-teman dalam mengkaji mata kuliah kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam khususnya kepemimpinan beliau dalam mengembangkan kampus hijau yang megah yaitu Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sehingga momen ini sangat spesial bagi saya.

Beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan dalam mengikuti perkuliahan tersebut khususnya dalam bidang kepemimpinan, menurut beliau bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dalam menggerakkan. Tiga poin penting sebagai sarana dalam menggerakkan anggota/karyawan yaitu visi yang jelas, uang dan peraturan. 1) Visi, visi yang jelas dapat mempengaruhi seseorang dalam bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan, bahkan apabila orang yakin atas visi yang ditawarkan maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan memberikan bantuan tanpa imbalan sebagaimana pengembangan UIN MMI saat ini. Karena visi yang jelas dalam melakukan integrasi antara ilmu umum dan agama, kampus dan ma’had akhirnya banyak donatur yang membantu, contohnya masjid yang terletak diantara sport center dan ma’had putri saat ini, dengan pembiayaan kurang lebih 2 milyar, kata beliau. 2) Uang, uang juga dapat digunakan sebagai penggerak. Beliau memberi contoh uang sebagai penggerak yaitu pada saat penggerakan massa dalam kampanye calon legislatif bulan Maret-April 2009. Banyak caleg yang menjadikan uang sebagai penggerak, 1 orang ada yang dapat uang Rp.20.000-Rp.50.000 dan kaos agar hadir dalam kampanye di beberapa daerah saat itu. Jadi, wajar jika mereka (para calon legislatif) stres setelah gagal dalam pemilihan karena banyak uang yang mereka gunakan saat kampanye. Dalam kepemimpinan yang menjadikan uang sebagai penggerak menurut beliau adalah kepemimpinan sesaat, karena apabila uang sudah habis digunakan maka niat pengabdian pun akan hilang saat itu juga. 3) Peraturan, kepemimpinan yang menjadikan peraturan sebagai penggerak dalam mencapai tujuan ini sering digunakan dalam lembaga-lembaga, namun kelemahan saat peraturan menjadi penggerak yaitu melahirkan jiwa anggota/karyawan yang munafik. Karena, niat mereka menjalankan tugas dalam mencapai tujuan semata-mata menjalankan peraturan bukan sebaik-baiknya dalam mencapai hasil. Sehingga banyak fakta yang terjadi, peraturan berjalan seperti biasa namun hasilnya tidak ada (pen: jalan ditempat).

Beliau menawarkan tiga solusi kepemimpinan yang efektif dan efisien dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu: pemimpin harus memiliki kelebihan, pemimpin harus memiliki visi yang jelas dan pemimpin harus berkorban dengan tulus. Dalam pengembangan UIN MMI Malang beliau menjadikan 3 solusi tersebut, pertama dalam hal memiliki kelebihan, menurut beliau sudah banyak kelebihan-kelebihan yang beliau lakukan untuk UIN MMI Malang diantaranya peraihan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kampus yang memilki banyak nama atau berganti-ganti nama mulai dari Fakultas Tarbiyah, STAIN, UIPIS, UIIS, dan UIN (saat ini menjadi UIN MMI). Dan kelebihan yang beliau miliki, yaitu dapat mengembangkan lembaga yang diamanahkan kepada beliau mulai pengembangan Madrasah Tsanawiyah di kampung beliau (Trenggalek), Universitas Muhammadiyah Malang, MI jalan Veteran Malang dan saat ini pengembangan UIN MMI Malang mulai berbentuk bangunan inpres pada tahun 1997 sampai berbentuk bangunan megah seperti saat ini. Dalam waktu dekat pun kelebihan beliau akan mendapatkan rekor MURI lagi yaitu sebagai rektor yang setiap hari (setelah sholat shubuh, sekitar pukul 05.00 WIB) menulis dalam setahun. Agar dapat mengunjungi website beliau dan dapat melihat ratusan tulisan kreatif seorang rektor langka, klik disini

Pemimpin harus memiliki visi yang jelas adalah solusi kedua yang beliau tawarkan, menurut beliau dalam mengembangkan UIN MMI visi harus jelas sehingga mendapatkan respon positif dari beberapa instansi bahkan negara-negara berkembang sehingga mudah untuk menjalin kerjasama dalam mencapai visi tersebut. Dalam hal ini, UIN MMI mengembangkan visi integrasi yaitu kedalaman spritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional. Letak pusat integrasi tersebut adalah kampus/pendidikan tinggi dan Ma’had, kampus/pendidikan tinggi mencapai keluasan ilmu dan kematangna profesional. Ma’had sebagai sarana mencetak mahasiswa yang memiliki kedalaman spiritual dan keagungan akhlak. Integrasi tersebut bersumber dari ayat-ayat Qauliyah (al-Qur’an dan Hadits) dan ayat-ayat Kauniyah (hasil penelitian, rasionalisasi).

Dan solusi yang ketiga, yaitu berkorban dengan tulus tanpa mengharapkan pujian atau perhatian siapa pun dan semata-mata untuk mencapai hal yang terbaik. Menurut beliau, pemimpin yang baik adalah memberikan sesuatu yang dicintai kepada yang dipimpinnya. Kalimat tersebut mengingatkan penulis dengan ungkapan KH. Abdullah Gymastiar (Aa’ Gym) yaitu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengorbankan dirinya untuk orang banyak dan pemimpin yang tidak baik adalah pemimpin yang mengorbankan orang banyak untuk dirinya. Begitu pentingnya sebuah pengorbanan dalam diri seorang pemimpin seperti Prof. Dr. Imam Suprayogo, beliau menceritakan pengalaman beliau dalam berkorban untuk menghindari permasalahan seperti yang dialami oleh beberapa kampus seperti Universitas Brawijaya, UNAIR dan lain-lain yaitu dalam hal perumahan dinas dosen. Agar terhindar dari permasalahan tersebut, beliau dengan ikhlas mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli rumah salah satu dosen senior saat itu yang kebetulan tidak memiliki rumah sehingga harus berkorban menyediakan rumah agar pindah dari perumahan dinas. Namun, tidak semua dosen beliau belikan tempat tinggal/rumah karena dengan pengorbanan beliau banyak dosen merasa malu dan khawatir dibelikan rumah (persepsi dosen-dosen) sehingga pindah dengan sendirinya. Dan ada lagi pengorbanan yang beliau lakukan yaitu dengan menghibahkan beberapa persen gaji beliau sebagai rektor kepada salah satu lembaga dan tidak menerima gaji sebagai salah satu pengembang di sebuah lembaga pendidikan untuk dihibahkan ke pondok pesantren yang ada di Malang.

Berbagai pemaparan yang beliau paparkan, ada satu tips dalam mengembangkan diri kita sebagai seorang pemimpin atau sebagai seseorang yang ingin mencapai cita-cita yaitu berulang-ulang. Berulang-ulang yang beliau maksudkan adalah untuk mencapai tujuan kita harus istiqomah dan tidak boleh putus asa. Menurut beliau, dalam kehidupan sehari-hari untuk memohon kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang saja kita harus berulang-ulang mengucapkan dan memuji-Nya minimal 33x (subhanallah, alhamdulillah dan allahuakbar). Begitu juga dalam menanamkan visi dalam hidup untuk mencapai tujuan, kita harus optimis dan tidak ada kata sulit atau tidak bisa untuk mencapai sebuah harapan. Dari tips beliau tersebut, saya teringat dengan tukang batu yang menghancurkan sebongkah batu agar hancur, pekerjaan itu tidak satu kali pukul dengan martil saja agar batu hancur namun berulang-ulang. Jadi, apabila kita bertanya kepada tukang batu, berapa kali pukul dengan martilkah agar batu hancur? Maka dia akan menjawab, berulang-ulang. Begitu juga bagi mahasiswa, apabila mau sukses atau gol dalam mengajukan proposal permohonan, maka dituntut harus berulang-ulang. Apalagi penerima proposal bukan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka harus beratus-ratus kali mengajukan karena rasionalisasinya bahwa dengan Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang saja kita harus berulang-ulang kali, kenapa dengan manusia yang lemah hanya 1 atau 2 kali saja?

Dari berbagai pemikiran beliau tersebut semua lahir dari istiqomah beliau dalam mengkaji dari berbagai keilmuan diantaranya landasan utama beliau dalam hidup yaitu al-Qur’an dan hadits, kajian psikologi, sosiologi dan berbagai kajian ilmu lainnya. Sebagai salah satu mahasiswa beliau, saya optimis bahwa akan mewariskan salah satu kelebihan beliau. Pasti...!!!

Mau Baca Postingan beliau Setiap Hari? nih Url Facebook yang setiap hari update tulisan beliau:
  1. Imam Suprayogo 1
  2. Imam Suprayogo 2
Semoga bermanfaat....

DONASI

Jika anda merasa blog ini bermanfaat, silahkan memberikan kontribusi finansial ke  Rekening BNI Saya an. Hendi Burahman
Pemberitahuan pengiriman bisa via sms atau call di nomor 085233373500, bisa juga melalui komentar di bawah posting ini.

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda, Semoga Blog ini Selalu Berbagi Mencapai Manfaat Untuk Semua.

Lebih Baik Bersin Daripada Menguap

Pergantian musim di kota Malang membuat saya harus mengurangi aktifitas biasanya, karena cuaca kurang mendukung seperti hujan, panas yang menyengat, dan kondisi tubuh pun menjadi tidak fit. Efek dari kondisi tersebut, saya mengalami flu dan sering bersin-bersin yang berimbas pada aktifitas saya kuliah. Namun, bagi saya bersin-bersin sangat besar hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان ) صحيح البخاري في الأدب ٦۲۲٣(
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'alaa anhu, Rasulullah bersabda, "Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya". Shahih Bukhari, 6223.

Imam Ibn Hajar berkata, "Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)
Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.
Rasulullah bersabda:
إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم ) صحيح البخاري في الأدب: ٦۲۲٤(
Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdikumullahu wa Yushlihubaalakum (HR. Bukhari, 6224)

Dan para dokter di zaman sekarang mengatakan..... "Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan "menguap" ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.
Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap. (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)
Alhamdulillah, dengan beberapa pemahaman tentang hikmah bersin tersebut saya menjadi sangat bersyukur atas kondisi saya saat ini.

Goblok atau Pintar?

Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau bahkan melangkahpun tak berani. Kalo orang 'goblok' itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya 'njlimet', jadi nggak mulai-mulai usahanya.
Orang 'goblok' berbisnis tidak berfikir urutan, sedangkan orang pinter, berfikir urut. Orang pintar tidak percayaan dengan orang lain, jadi semuanya mau dikerjain sendiri, seolah tak ada yang dapat menggantikan dirinya. ah, kalau orang 'goblok', dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya. Orang pintar ketemu gagal, cenderung mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangannya. "Ehm, situasi ekonominya lagi down", atau "Pemerintah nggak mendukung saya", kata orang pintar. Lain hal dengan orang 'goblok', jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang 'belajar'. Bahwa sebagai orang 'goblok' tidak melakukan perencanaan usaha, target ataupun mengenal cita-cita. Namun sebaliknya, semua karyawannya harus memiliki target dan perencanaan. Buahnya, orang 'goblok' yang jadi bossnya orang pintar.

Itulah adilnya Tuhan menciptakan orang pintar dan orang 'goblok'.
Masalahnya sekarang, siapa yang merasa pintar, siapa yang merasa goblok?
Trus, enakan mana jadi orang pintar atau orang 'goblok'? Jika Anda semakin bingung dengan tulisan saya, artinya bagus, berarti Anda mulai ....Goblok!
Kalau Anda emosi, berarti Anda pintar. Itu juga kata orang.

"Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar"
 

Total Pageviews

Shop Online Ku

Shop Online Ku
Shop Online Recommended