Hanya Sekedar Mengetahui

Perilaku setiap orang memiliki perbedaan yang sangat signifikan, mulai dari cara berfikir hingga pada tahap-tahap pelaksanaannya sehingga hasilnya pun juga berbeda. Hal demikian sebenarnya tidak perlu dijadikan permasalahan, namun jika hal tersebut terkait dengan eksistensi kebenaran maka akan menyebabkan masalah.

Banyak yang mengetahui bagaimana perilaku yang benar dan memiliki banyak manfaat untuk diri sendiri hingga kepada orang lain, tapi orang-orang hanya banyak berkutat pada hal mengetahui saja. Sedangkan pada perbuatan yang hakikatnya untuk mencapai manfaat dan kebenaran kadang masih perlu dipertanyakan, apakah sudah dilakukan atau masih berkisar pada teori belaka, Mungkin hal diatas dalam keseharian orang Jawa disebut “iso ngaji tapi ora ngajeni” yang maknanya hanya sekedar belajar atau tahu tapi tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini tidak sulit mencari individu yang “iso ngaji tapi ora ngajeni”, bicara lantang mengenai kebenaran dan tatanan kehidupan yang layak namun apa yang mereka gembar-gemborkan hanya buaian teori untuk memberikan kepuasan pendengar. Hal ini yang sering menjadi penilaian orang awam, biasanya orang awam menilai hanya kepada background saat itu dan tidak memperhatikan keseharian hingga besoknya.

Postingan ini bukan menentang kalimat  انظر ما قل ولاتنظرما قل  (lihatlah/dengarkanlah apa yang diucapkan dan jangan melihat siapa yang mengucapkan), tapi hanya ingin mengungkapkan penomena masyarakat kita yang mengedepankan ahli teori daripada pelaku teori. Apabila kebiasaan itu menggumpal menjadi sebuah kebudayaan, wajar jika negara kita menghasilkan jutaan penghafal dan minim pelaku hafalan padahal apa yang dihafalkan jika dipraktekkan akan menghasilkan sesuatu yang sangat dahsyat. Semoga apa yang kita inginkan menjadi penghafal dan pelaksana bisa kita rajut bersama dalam keseharian untuk pencapaian hakikat kita sebagai hamba.

Sumber: Blogger Fakir Berbagi Mencapai Manfaat