Saraf Cinta Nurdin Halid Putus | Belajar Ikhlas

Beberapa hari ini dunia olahraga di Indonesia tampak kacau di struktur kepengurusannya yaitu persatuan sepak bola Indonesia (PSSI), hal ini dikarenakan posisi kepemimpinan Nurdin Halid mendapatkan penolakan dari seluruh suporter Indonesia pada khususnya dan masyarakat persepakbolaan secara umumnya. Nurdin Halid disinyalir sebagai biang ketidakmajuan persepakbolaan Indonesia beberapa dekade ini.

Kisruh terus berlangsung di Gelora bung Karno Jakarta antara demonstran Anti Nurdin halid dengan aparat kepolisian, pada awalnya kisruh terjadi antara massa Pro Nurdin Halid dengan Massa yang kontra. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jakarta saja, hampir setiap daerah melakukan demonstran sebagai bentuk sikap menolak Nurin halid sebagai pemimpin PSSI, karena disinyalir Nurdin Halid selaku ketua PSSI gagal memimpin persepakbolaan di Indonesia dan disisi lain Nurdin Halid mantan Narapidana tidak layak jadi pemimpin.

Mengambil hikmah dari kondisi tersebut, Blogger Fakir hanya bisa menilai dari sisi sikap diri saja. Seharusnya Nurdin Halid introspeksi diri dari kasus pidana korupsi distribusi minyak goreng beberapa tahun yang lalu yang menyebabkan dia dikurung selama 2 tahun. Bagaimana memimpin sebuah organisasi besar seperti PSSI jika memimpin diri sendiri agar terhindar dari perbuatan pidana saja tidak bisa sehingga menjebloskan dia ke jeruji penjara. Sedangkan persatuan sepak bola dunia (FIFA) memiliki peraturan statuta kepemimpinan organisasi sepak bola tidak boleh dipimpin oleh orang yang pernah melanggar hukum negara.

Mengintip berita di Jayapura Papua,  Kapolres Jayapura Papua mengundurkan diri dari jabatan karena 3 anak buahnya melakukan pelecehan seksual di penjara. Dia merasa bertanggungjawab atas perbuatan kotor tersebut, sikap gentleman ini langka terjadi di Indonesia. Nah........ kembali ke Nurdin Halid, bagaimana jika Nurdin Halid mengundurkan diri dari pencalonan sebagai ketua PSSI dan saat ini mundur jadi ketua PSSI karena merasa bertanggungjawab terhadap mundurnya persepak bolaan Indonesia beberapa periode ini? Dan jika Nurdin Halid mencintai sepak bola Indonesia dan insan pecinta sepak bola, jelas dia tidak mau adanya konflik internal maupun eksternal terjadi di Indonesia, rasa cinta tidak harus memiliki (jabatan). Cinta sejati adalah memberikan kebahagiaan kepada yang dicintai (kepada insan sepak bola Indonesia), itulah sikap pecinta yang ikhlas dan siap mengorbankan segalanya demi cintanya. Tapi, ini bukan berarti cinta buta....wah, puitis banget ke cinta segala :D

Sekilas Blogger Fakir menilai kondisi persepakbolaan di indonesia dari sudut pandang seorang Blogger....Jika ada tambahan pemikiran, silahkan berkomentar di kolom komentar. Saya sangat mengharapkan sharing pemikirannya terkait Indonesia Tercinta ini...cinta lagi... :)