Jangan Suka Membandingkan | Akan Timbul Konflik

Pernahkan mendengar cerita putra Datuk kita Nabi Adam as? Tentang salah satu putranya yaitu Qabil yang menolak menikahi Labuda (adiknya), karena ia ingin menikahi Iqlima yang memiliki paras cantik jelita. Akhirnya penolakan itu menimbulkan konflik, Qabil protes dan akhirnya Datuk Adam As. memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan ini kepada Allah SWT. Penyelesaian itu dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada kedua putranya untuk memberikan kurban, ternyata Qabil memberikan kurban gandum yang rusak danbusuk sedangkan Habil memberikan kurban Kambing berkualitas (sehat dan gemuk). Namun dalam keputusan itu, Allah menerima kurban dari Habil, hal ini dinilai bahwa Habil dengan tulus ikhlas memberikan yang terbaik (hasil ternak yang berkualitas). Walaupun sudah jelas keputusan Allah, Qabil tetap berkeras hati, bahwa ia harus memenuhi kemauannya yaitu memiliki saudara kembarnya (Iqlima). Akhirnya, diam-diam Qabil menyusun rencana dan terjadilah pembunuhan pertama manusia di bumi ini yaitu Qabil telah membunuh Habil dengan memukulkan batu besar dikepalanya.

Ada pelajaran yang dapat kita ambil sebagai acuan hidup, entah dalam rumah tangga ataupun di dunia kerja. Memang banyak permasalahan terjadi akibat membandingkan sebuah pemberian, apalagi dalam rumah tangga. Kadang pemberian orang tua yang sering dibanding-bandingkan dengan pemberiaan yang kita terima atau membandingkan pemberian atasan kepada bawahan lainnya. Seyogyanya, apa yang diberikan seharusnya disyukuri dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sehingga tidak saling mencemburui satu sama lain. Jika pemberian dirasa lebih kecil, maka ini merupakan bagian introspeksi kita. Kenapa diberi kecil atau sedikit?

Apabila anak SMP minta sangu ke Orang tuanya sebanyak sangu anak SMU, kan ini tidak wajar ! itu harus disadari....

Apabila meminta fasilitas yang sama, sedangkan kebutuhan berbeda...seperti Sopir diberi mobil dan Ojek diberi sepeda motor. itukan wajar...! Sudah pada tempatnya....

Apabila sering diberikan sesuatu yang mahal, akhirnya hilang atau tidak bisa dimanfaatkan sehingga tidak memberikan hasil terbaik. Sehingga diberikan yang murah untuk menghindari kerugian yang banyak, itu solusi tidak boros dan berlebihan...Itu sangat mungkin, jadi tidak usah komplain...

Apabila dibelikan handphone di tahun 2002 merk Nokia 3310 harga 1 jt untuk saudaramu dan kamu dibelikan handphone Nokia terbaru harga 900 rb (lengkap kamera dan lain-lainnya) pada tahun 2009. Itu wajar, beda tahun, beda harga dan beda kualitas serta kebutuhan...Itu wajar....Jangan dibanding-bandingkan......

Biasanya pemberian dinilai dari kebutuhan, standar pendidikan (SMP dapat beda dari SMU dan SMU dapat beda dari Mahasiswa), kondisi seseorang (darurat dan tidak darurat) dan kualitas diri. Sejatinya pemberian adalah eksistensi apa yang telah kita lakukan. Jadi wajar jika ada kalimat "JANGANLAH MENGHITUNG APA YANG KAU TERIMA, TAPI HITUNGLAH APA YANG TELAH KAU BERI".

Semoga Bermanfaat !!!!