Blog Uluh Ngaju dalam Berbagi Mencapai Manfaat

lazada.co.id
pasang iklan baris gratisBanner 125x125Peluang usaha modal kecil

JANCOK dan TERORIS

Share on :
Jancok & Teroris
Kurang lebih satu minggu tidak menulis, banyak fenomena aneh terjadi mulai dari hal yang kecil hingga hal-hal yang besar, sehingga terpikir oleh saya untuk menulis judul postingan nyeleneh yaitu Jancok dan Teroris.
Kata JANCOK yang berubah-ubah menjadi dancok, jiancok, jamput, diamput, ancrit, ancok, ancuk dan bermacam-macam lagi kata yang diolah dari satu kata tersebut. Apabila digabung dengan kata lain yang membentuk sebuah kalimat, seperti mbae ancok raimu, ndase ancok dan sebagainya. Kata yang sebenarnya tidak mengandung arti dalam kebahasaan masyarakat Jawa telah berubah menjadi gambaran bagi yang mengungkapkan/menyebut kata tersebut, sehingga dengan karakter manusia yang selalu kurang itulah kata JANCOK dianggap masih kurang memuaskan maka timbul kata tambahan yaitu mbahe ancok. Sederhana sebenarnya kata Jancok, namun memberikan makna negatif bagi siapa saja yang mengatakan kata itu. Memang ada segelintir orang yang menjadikan kata jancok sebagai simbol keakraban, seperti ungkapan pertanyaan “teko endi cok? ” dan “wek e sopo iki cok?” ada juga yang menjadikan simbol kemarahan atau ungkapan kemarahan, misalkan “jancok raimu ga ngerti yo?”. Dapat disimpulkan bahwa kata Jancok adalah hanya sebuah kata yang tidak memiliki arti, hanya saja kata tersebut akan memiliki makna tersendiri dikala seseorang mengungkapkan sesuatu dengan kondisi tertentu seperti marah, sebagai ungkapan persahabatan atau juga pengganti nama panggilan.
Karena saking maraknya orang-orang menggunakan kata Jancok, ada beberapa penulis yang menulis bahwa kata Jancok berawal dari kata encuk (berhubungan seks) dan ada juga yang mengatakan bahwa Jancok berarti bangsat, bagaimana nama binatang seperti Jangkrik juga dimaknai bangsat, mana yang benar? biarlah mereka berteori namun pada faktanya kata tersebut benar-benar tidak memiliki arti.
Bagaimana kaitan kata Jancok dan teroris? Memang secara tertulis tidak ada kaitannya, namun dari makna dan kejadian bahwa sesuatu yang pada awalnya hanyalah hal yang biasa hingga menjadi hal yang sangat luar biasa. Kata Jancok yang pada awalnya hanyalah kata tanpa adanya arti, karena kondisi dan sesuatu hal tertentu maka kata tersebut memiliki makna yang luar biasa. Begitu juga dengan teroris, bagi pelaku teroris dalam hal ini di Indonesia adalah sikap seorang pejuang untuk mencapai kesempurnaan ibadah yaitu syahid, namun dari pandangan lain bahwa sikap mereka adalah kejahatan dengan berbagai fakta dan alasan.
Jancok adalah satu kata memiliki dua makna, yaitu makna negatif karena sebagai ungkapan marah sehingga menjadi hal yang kotor (bahasa Jawa: misoh). Kata Jancok memiliki makna positif dikala kata tersebut sebagai pengganti nama panggilan untuk menjalin keakraban dalam bergaul. Begitu juga dengan teroris, sikap mereka seperti bom bunuh diri atau pengeboman suatu tempat tertentu sebagai upaya perjuangan di jalan Allah sehingga perbuatan tersebut mereka anggap sebagai hal yang positif walaupun merugikan orang lain. Namun tidak semua orang yang menilai perbuatan tersebut adalah hal yang positif, tapi sebaliknya atau hal yang sangat negatif karena perbuatan yang mereka lakukan kepada golongan tertentu tidak pada tempatnya, dalam artian pembunuihan dan pengeboman yang seharusnya terjadi di medan pertempuran, tapi pengeboman yang mereka lakukan pada tempat yang suasananya damai, tentram dan tidak adanya permusuhan atau bukan medan pertempuran.
Pandangan dan sikap memiliki makna tersendiri, sehingga menimbulkan penilaian yang bermacam, sesuatu yang pada awalnya tidak memiliki arti apapun akan berubah menjadi suatu hal yang luar biasa dikala pandangan dan sikap mengarahkan sesuatu tersebut kepada hal yang memberikan arti tertentu. Maka, berhati-hatilah dalam bersikap, karena sikap kita belum tentu baik menurut orang lain dan setiap orang memiliki perbedaan dalam memandang/menilai sesuatu.





7 komentar on JANCOK dan TERORIS :

didiet said... September 9, 2009 at 3:32 PM

hihihi ....
aku yang orang surabaya asli aja nggak sampe segitu mikirnya.
btw, salam kenal aja, mas.

silo semedi said... September 24, 2009 at 12:09 AM

Kalau aku baca paragraf terakhir aku jadi ingat debat teman-teman di NU ONLINE

Menurut aku sih sebelum membedah kata"jancok dan teroris"sebaiknya pelajari dulu kitab ushul feqih BARU SETELAH ITU DISKUSIKAN OK ?........

NgeblogLagi said... October 7, 2009 at 12:46 PM

@silo semedi: Bicara ushul fiqh dalam menata pola pikir seseorang bukanlah harga mati, saya sepakat jika ushul fiqh dalam tulisan saya sebagai evaluation quality dan bukan basic quality dalam penulisan artikel diatas.
Saya sangat menghargai saran anda, ini mungkin bagian dari kefakiran saya dalam memandang masalah, saya hanya berusaha mengkaji dari kaca mata sosial saja dan huhkum sbg standarnya. Thank sarannya...

jasadownload said... October 15, 2009 at 4:20 PM

dancok raimu ...!!!matamu suwek!!!!!!!
dengkolmu anyol usumu mbrodol!
(udah gak usah dipikirin anggep aja ga ada artinya)

sudibyoraharjo said... October 28, 2009 at 2:00 AM

terserah lo bahas masalah itu gua cuma mo bilang JANCOOOOOOOOOK
PACARKU diembat orang

matamucak said... October 12, 2010 at 4:28 AM

woi jeh , nek aku setuju (Jancok adalah satu kata memiliki dua makna, yaitu makna negatif karena sebagai ungkapan marah sehingga menjadi hal yang kotor (bahasa Jawa: misoh). Kata Jancok memiliki makna positif dikala kata tersebut sebagai pengganti nama panggilan untuk menjalin keakraban dalam bergaul).. bah koen kabeh iki omong jancok sampek google iku bangrut ga masalah cok .. nek ga ono jancok ga ono bonek ... nek bonek ga ono persebaya ga ono .. nek ga ono wong suroboyo gag ono indonesia !
ngaku wong suroboyo ? yakin ta ?

Anonymous said... February 27, 2013 at 8:38 PM

ya begitulah, lebih baik menjadi batu.

Post a Comment and Don't Spam!

Terima Kasih atas komentarnya, Semoga kita bisa selalu Berbagi Mencapai Manfaat

 

Total Pageviews

Shop Online Ku

Shop Online Ku
Shop Online Recommended