Blog Uluh Ngaju dalam Berbagi Mencapai Manfaat

lazada.co.id
pasang iklan baris gratisBanner 125x125Peluang usaha modal kecil

Pencapaian Yang Salah

Share on :
Dunia pendidikan mulai tercoreng lagi akibat ulah beberapa oknum dalam pelaksanaan ujian nasional (unas), ada 19 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang siswanya 100 persen dinyatakan tidak lulus dalam ujian tersebut (Jawa Pos edisi 31 Mei 2009). Permasalahan tersebut diduga kunci jawaban palsu yang beredar di sekolahan masing-masing dan itupun beredar dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, ini terkuak di salah satu SMA Negeri kota kecil ujung barat Jawa Timur. Dari fakta tersebut, seakan-akan para guru dan pengelola tidak yakin siswa-siswanya lulus dalam mengikuti Ujian Nasional, apabila demikian yang terjadi dari sikap guru-guru dan pengelola, maka proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tersebut perlu dipertanyakan. Anehnya, lembaga pendidikan yang dinyatakan mengedarkan kunci jawaban palsu adalah sekolah favorit yang otomatis kualitas pendidikannya tidak diragukan lagi dalam membina siswa-siswa untuk mengentaskan kebodohan----namun sebaliknya, siswa-siswa diarahkan untuk membodohi pengawas Ujian.

Hakikat Ujian Nasional untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa pada kenyataannya beralih fungsi sebagai salah satu usaha penyelewengan tujuan pendidikan yang dilakukan oleh oknum lembaga pendidikan, para pelaku penyelewengan tidak sadar kalau mereka telah menanamkan jiwa-jiwa koruptor sejak dini pada diri siswa. Seharusnya para pendidik harus menghargai pengabdiannya selama ini dalam mendidik siswa-siswa menjadi insan cerdas dan bermartabat, penyelewengan dalam Ujian nasional adalah sikap tidak tepat yang dilakukan guru-guru atau pengelola pendidikan untuk menghargai pengorbanannya dalam proses memanusiakan manusia. Alasan mereka dalam melakukan tindakan tersebut tidak lepas dari menjaga nama baik sekolah, usaha titipan (biasanya hasil diskusi dengan wali murid), dan lain sebagainya. Sikap menjaga dan mengangkat nama baik melalui perilaku jalan pintas sudah bukan rahasia lagi, mulai dari bisnis ijazah, bisnis jabatan, bisnis kelulusan dan bisnis peserta didikpun dilakukan sebagai upaya mempermudah tujuan dalam mencapai sebuah pengakuan. Padahal kemuliaan seseorang tidak dari jabatan, ijazah dan penampilan, tapi dari sikap positif yang diterima lingkungannya.

Sesuatu yang cepat sebagai salah satu harapan setiap orang dalam segala hal untuk menghasilkan sesuatu, tapi suatu yang cepat tidak dapat dikatakan baik, karena banyak orang melaksanakan sesutau dengan cepat malah menimbulkan efek negatif yang sangat banyak sekali, diantaranya berkendaraan dengan cepat bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal, makan dengan cepat mengakibatkan kurang baik terhadap pencernaan, sholat dengan cepat mengakibatkan tidak khusu’ nya melaksanakan sholat dan bahkan dilarang. Tidak sedikit memberikan manfaat positif dengan suatu yang cepat, diantaranya lomba lari yang dianggap menang karena paling cepat, kuliah cepat selesai menjadi harapan semua mahasiswa, dan lain sebagainya.

Perilaku pelaku pendidikan sangat berpengaruh terhadap masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada masyarakat lembaga di tempat dia bekerja, karena apa yang dilakukan adalah respon komunikasi yang terjadi sebelumnya sebagaimana mitos masyarakat dikenal dengan hukum karma atau bagi umat Islam dikenal dengan sunnatullah. Semoga saya, anda dan semua pihak sebagai pelaku pendidikan dapat menghindari perbuatan tercela dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai cita-cita mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

0 komentar on Pencapaian Yang Salah :

Post a Comment and Don't Spam!

Terima Kasih atas komentarnya, Semoga kita bisa selalu Berbagi Mencapai Manfaat

 

Total Pageviews

Shop Online Ku

Shop Online Ku
Shop Online Recommended