Blog Uluh Ngaju dalam Berbagi Mencapai Manfaat

lazada.co.id
pasang iklan baris gratisBanner 125x125Peluang usaha modal kecil

Multi Level Marketing Dalam Kajian

Share on :
Bahasan tentang MLM (multi level marketing) tidak akan habis-habisnya, kecuali Nabi Muhammad saw secara langsung melarang dan fokus pada bisnis MLM tersebut, saat ini kita hanya dapat mengaitkan hadits-hadits beliau saja dengan realita. Tulisan ini sudah lama tampil di dunia maya, hanya saja saya kutip kembali untuk membuka mata hati kawan-kawan dalam menjalani hidup dengan menjadikan bisnis ini sebagai sandaran hidup.
Keinginan saya menulis ini terinspirasi atas kunjungan/silaturrahim ke pondok pesantren tempat adik saya menimba ilmu dan kebetulan juga saat itu sempat bercengkerama dengan teman-teman masa di pondok pesantren 8 tahun yang silam. Banyak dari mereka yang mengikuti bisnis ini, bahkan berbagai macam argumen yang mereka jadikan alasan untuk mengikuti bisnis MLM, diantaranya mengatakan mengikuti bisnis ini hanya dengan alasan niat (niat beli obat), mencari discount, dan lain-lain. Logika saya, kok ada cari discount disuruh jadi member dulu dan mencarikan member buat level diatasnya? secara mata terbuka memang tampak bisnis tersebut menjanjikan, namun secara subtantif bisnis tersebut telah memperbudak member yang ada di level bawah. Ada satu hal yang membuat hati ini tergerak untuk melakukan analisis lapangan, dalam hal ini tentang target pasar yang di masuki oleh bisnis MLM ini sangat sensitif sekali, yaitu santri pondok pesantren terkenal di jawa timur. Walau terbesit dalam pikiran saya "bisnis atau pergeseran akidah islam ke akidah liberal?", na'udzubillahi min dzalik.....saya tidak berharap demikian, karena lembaga tersebut adalah almamater saya yang harus dijaga nama baiknya.

Tanpa maksud menjatuhkan nama baik bisnis MLM tersebut, saya tidak menyebutkan namanya, saya yakin para pembaca sudah tau karena sudah tidak asing lagi. Strategi mereka menggunakan sistem dakwah islam, yaitu penanaman nilai-nilai melalui forum, kalau dalam Islam ada pengajian dan musyawarah atau juga halaqoh, dalam bisnis ini ada seminar. dimana seminar tersebut sebagai sarana pendoktrinan kepada member agar tidak bosan jadi "menjadi anjing pelacak untuk mendapatkan sasaran/member baru". Disini saya ingin mengutif tulisan A. Choirul Anam seorang tokoh/aktivis Organisasi terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlotul 'Ulama (NU) tentang Bisnis MLM, menurut beliau:
Dalam kajian fikih ada istilah al-‘aqdain fil ‘aqd atau al-bai’ain fi al-bai’ah yang berarti dua aqad yang terkumpul dalam sesuatu transaksi. Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad Bin Hanbal dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud RA telah melarang model transaksi seperti ini.

Para fuqaha merinci penjelasan mengenai al-‘aqdain fil ‘aqd ini ke dalam tiga model. Pertama, adanya dua harga dalam sebuah jual beli. Misalnya, jika seseorang mengatakan kepada orang lain, “Aku jual baju ini kepadamu dengan harga sepuluh dirham jika tunai, dan dua puluh dirham jika hutang.” Kemudian kedua orang tersebut berpisah dan belum ada kesepakatan tentang salah satu model jual beli tersebut.

Dikatakan bahwa jual beli semacam ini telah rusak (fasid), karena kedua pihak yang bertransaksi tidak mengetahui harga mana yang dipastikan. Asy-Syaukani menyatakan, sebab diharamkannya jual beli semacam itu adalah tidak disepakatinya salah satu (aqad) harga dari dua (aqad) harga tersebut. Akan tetapi, jika kedua orang tersebut bersepakat tentang salah satu aqad (harga) dari dua aqad (harga) jual beli tersebut; misalnya pembeli menerima harga baju tersebut 20 dirham secara kredit sebelum keduanya berpisah, maka sahlah jual beli tersebut. Sebab, harga baju itu telah ditetapkan, dan kedua belah pihak mengetahui dengan jelas harga dari baju tersebut serta bentuk transaksinya.
Kedua, Imam Syafi’i, menafsirkan al-‘aqdain fil ‘aqd sebagai jual beli bersyarat. Misalnya, jika seseorang berkata kepada orang lain, “Saya jual rumahku kepadamu dengan harga sekian, akan tetapi engkau harus menikahkan putramu dengan putriku.” Muamalat semacam ini menyebabkan tidak jelasnya harga.

Ketiga, al-‘aqdain fil ‘aqd adalah memasukkan transaksi kedua ke dalam transaksi pertama yang belum selesai. Misalnya, jika seseorang memesan barang dalam jangka waktu satu bulan, dengan harga yang telah ditentukan. Ketika tempo masa telah tiba, pihak yang dipesan meminta kembali barangnya dengan berkata kepada pemesan, “Juallah barang yang seharusnya saya berikan kepada anda dengan harga sekian, tapi jangkanya ditambah dua bulan.” Jual beli semacam ini adalah fasid, sebab aqad yang kedua telah masuk pada aqad yang pertama.

Para ahli fikih sering mengkaji transaksi multi level marketing (MLM) yang saat ini semakin beragam model melalui perspektif al-‘aqdain fil ‘aqd ini, yakni adanya dua akad dalam satu transaksi. Paling tidak MLM bisa diklasifikasikan kedalam tiga model: Pertama, MLM yang membuka pendaftaran member (posisi) dimana member tersebut harus membayar sejumlah uang sembari membeli produk. Pada waktu yang sama juga, dia menjadi referee atau makelar bagi perusahaan dengan cara merekrut orang, karena ia akan mendapatkan "nilai lebih" jika berhasil merekrut orang lain menjadi member dan membeli produk. Maka praktek MLM seperti ini jelas termasuk dalam kategori al-‘aqdain fil ‘aqd. Sebab, dalam hal ini orang tersebut telah melakukan transaksi jual-beli dengan pemakelaran (samsarah) secara bersama-sama dalam satu akad.

Kedua, ada MLM yang membuka pendaftaran member, tanpa harus membeli produk meski untuk keperluan itu orang tersebut tetap harus membayar sejumlah uang tertentu untuk menjadi member. Pada waktu yang sama membership (keanggotaan) tersebut mempunyai dampak diperolehnya bonus (poin), baik dari pembelian yang dilakukannya di kemudian hari maupun dari jaringan di bawahnya. Maka praktek ini juga termasuk dalam kategori al-‘aqdain fil ‘aqd, yakni akad membership dan akad samsarah (pemakelaran).
Membership tersebut merupakan bentuk akad, yang mempunyai dampak tertentu, yakni ketika pada suatu hari dia membeli produk dia akan mendapatkan bonus langsung. Pada saat yang sama, ketentuan dalam membership tadi menetapkan bahwa orang tersebut berhak mendapatkan bonus, jika jaringan di bawahnya aktif, meski pada awalnya belum. Bahkan ia akan mendapat poin karena ia telah mensponsori orang lain untuk menjadi member.
Ketiga, MLM tersebut membuka membership tanpa disertai ketentuan harus membeli produk, maka akad membership seperti ini justru merupakan akad yang tidak dilakukan terhadap salah satu dari dua perkara, zat dan jasa. Tetapi, akad untuk mendapad jaminan menerima bonus, jika di kemudian hari membeli barang.

Ini sangat berbeda dengan orang yang membeli produk dalam jumlah tertentu, kemudian mendapatkan bonus langsung berupa kartu diskon yang bisa digunakan sebagai alat untuk mendapatkan diskon dalam pembelian selanjutnya. Sebab, dia mendapatkan kartu diskon bukan karena akad untuk mendapatkan jaminan, tetapi akad jual beli terhadap barang. Dari akad jual beli itulah, dia baru mendapatkan bonus. Dalam MLM model ketiga ini pihak-pihak terkait sebenarnya tidak melakukan transaksi apa-apa, hanya melakukan semacam permainan bisnis yang mirip sekali dengan perjudian.
Banyak Komentar dalam Tulisan beliau di website www.nu.or.id diantaranya:

1. endah menulis:
Untuk melihat apakah MLM itu baik atau tidak, sebaiknya dilihat juga support system nya..selain akad transaksinya...
Karena jika dlm support systemnya melalaikan dari Allah..waktu solat...dan cenderung ambisi dlm mengejar target...saya rasa jd tdk baik ya. Saya ikut MLM, ketika ada seminar, waktu solat sudah masuk..tp acara blm berhenti dan org2 yg muslim cenderung tetap bertahan di tempat, krn acara nya lagi seru..akhirnya solatnya jd di akhir waktu ...Hal yg seperti ini perlu di kaji ulang lg ttg support systemnya. Krn solat ad tiang agama...Terimakasih
2.Dede menulis:
Saya pernah ikut Tianshi dan setelah mengikuti beberapa acaranya saya jadi berpikir, acara2 seperti itu tidak islami seperti bbrp rekan sebutkan di atas.
Yang kedua, alangkah baiknya kita lebih mengutamakan perdagangan milik saudara sendiri (MLM milik umat) seperti HPA, Ahad Net, dll yang menurut saya jika kita mendukung perdagangan umat berarti memajukan ekonomi umat, bukan ekonomi non-muslim

Semoga saudara-saudaraku di pondok pesantren tercinta menyadari hal ini, dan tidak berorientasi kepada celotehan sales Bisnis MLM yang menjanjikan mobil BMW, Kapal Pesiar dan lain-lain. Saya yakin, mereka yang gambleh sampai ujung dunia belum tentu rekeningnya di penuhi dengan rupiah dan tidak menutup kemungkinan dalam dompet atau tas mereka banyak nota kreditan dan tagihan yang belum dilunasi. Banyak kerja yang positif saudaraku...Jangan terpancing dengan bualan mereka, apakah cita-cita anda bekerja dan mengikuti sistem bisnis orang kafir? renungkan kalimat yang sering kita tulis di lemari atau di buku-buku kita, "INGAT TUJUAN DARI RUMAH !!!"

3 komentar on Multi Level Marketing Dalam Kajian :

Anonymous said... December 2, 2009 at 4:07 AM

Good day !.
You may , probably curious to know how one can make real money .
There is no initial capital needed You may commense to receive yields with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you haven`t ever dreamt of such a chance to become rich
AimTrust incorporates an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

It is based in Panama with offices everywhere: In USA, Canada, Cyprus.
Do you want to become a happy investor?
That`s your chance That`s what you desire!

I feel good, I started to get income with the help of this company,
and I invite you to do the same. If it gets down to choose a correct companion who uses your money in a right way - that`s it!.
I make 2G daily, and my first investment was 500 dollars only!
It`s easy to get involved , just click this link http://legygetyz.fcpages.com/ilateg.html
and go! Let`s take this option together to get rid of nastiness of the life

Anonymous said... January 11, 2010 at 9:09 PM

Good day, sun shines!
There have been times of hardship when I felt unhappy missing knowledge about opportunities of getting high yields on investments. I was a dump and downright stupid person.
I have never thought that there weren't any need in large starting capital.
Now, I'm happy and lucky , I begin take up real income.
It's all about how to select a proper partner who utilizes your funds in a right way - that is incorporate it in real deals, parts and divides the profit with me.

You may ask, if there are such firms? I have to answer the truth, YES, there are. Please get to know about one of them:
[url=http://theblogmoney.com] Online investment blog[/url]

Anonymous said... January 15, 2010 at 1:04 AM

Hi!
You may probably be very curious to know how one can make real money on investments.
There is no initial capital needed.
You may commense earning with a money that usually is spent
for daily food, that's 20-100 dollars.
I have been participating in one project for several years,
and I'll be glad to let you know my secrets at my blog.

Please visit blog and send me private message to get the info.

P.S. I make 1000-2000 per day now.

[url=http://theinvestblog.com] Online investment blog[/url]

Post a Comment and Don't Spam!

Terima Kasih atas komentarnya, Semoga kita bisa selalu Berbagi Mencapai Manfaat

 

Total Pageviews

Shop Online Ku

Shop Online Ku
Shop Online Recommended