Mereka bilang Aku China, Rekomendasi untuk Pecinta Demokrasi

Mereka Bilang Aku China, buku yang ditulis oleh Dewi Anggraini ini telah membuka memori kita tentang orde baru lagi. Buku yang banyak mengupas tentang masa silam warga tionghoa pada masa orde baru hingga pada masa kebebasan mereka dalam beragama dan melestarikan budaya mereka ini, sangat layak dibaca. Bukan maksud Blogger Fakir untuk promosi buku, namun isi buku ini telah membuka lebar-lebar kebodohan pemerintah orde baru yang menjadikan pancasila sebagai landasan bernegara dan berbangsa, tapi dalam pelaksanaannya pancasila hanya sebagai simbol belaka.

Mengulang sejarah kembali, bahwa agama tionghua resmi sebagai agama di Indonesia setelah Tokoh Fluralisme dan Multikulturalisme atau Presiden ke-4 Republik Indonesia Yaitu KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mencabut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 14 Tahun 1967 yang berisikan larangan atau pembekuan terhadap kegiatan warga tionghoa. Ini merupakan kebijakan bersejarah, kebijakan yang menghapus beberapa undang-undang diskriminatif terhadap warga negara. Salut kepada Alm. Gus Dur !!!

Buku "Mereka Bilang Aku China" banyak mengupas tentang sejarah warga tionghoa dalam mengabdikan dirinya untuk bangsa ini (Indonesia), salah satunya pemegang juara bulu tangkis dunia saat itu Susi Susanti yang bertepatan dalam turnamen kejuaraan dunia membela nama baik Indonesia di Hongkong dalam perebutan piala Uber Cup tahun 1998. Tapi, di Indonesia tepat pada kerusuhan 11-14 Mei 1998 pulan keluarganya menjadi bagian korban penindasan dalam kerusuhan tersebut. Inikah demokrasi? Inikah Nasionalisme? Disaat bagian keluarga menjadi pahlawan dalam mengangkat nama baik bangsa, disaat itu juga keluarganya mengalami penindasan atas Reformasi.

Anda luangkan waktu sejenak untuk membaca buku "Mereka Bilang Aku China", maka anda akan merasa salah, karena diam sebagai bagian dari rakyat Indonesia disaat-saat sesama manusia saling menindas satu sama lain. Jangan kibarkan bendera merah putih, jika masih ada diskriminatif antar golongan dan penindasan atas nama nasionalisme. Bangga jadi Rakyat Indonesia, Bangga atas perbedaan.....